Jakarta (Pinmas) —- Jumlah madrasah di Indonesia sangat banyak.
Sebagian kondisinya sudah memprihatinkan dan perlu mendapat bantuan dari
Kementerian Agama.
Namun, karena anggaran terbatas, Direktorat Pendidikan Madrasah
(Ditpenma) terpaksa harus menyusun skala prioritas dalam penyaluran
bantuan madrasah.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis
Setiawan, Senin (19/01), saat dimintai tanggapannya terkait adanya dua
ruang kelas Madrasah Aliyah Nurul Falah di Kecamatan Petir, Kabupaten
Serang, yang ambruk rata dengan tanah pada Kamis (15/1) lalu.
Akibat ambruknya dua ruang kelas ini, puluhan siswa kelas 10, 11, dan
12 terpaksa mengungsi ke ruang kelas Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah,
yang berada tidak jauh dari ruang kelas yang roboh.
“Madrasah tersebut mestinya tahun kemarin dibantu, tapi karena ada
kebijakan perubahan akun bansos, anggaran bansos tidak bisa dicairkan,”
terang M. Nur Kholis.
“Tapi sudah didata dan akan diprioritaskan pada 2015. Bahkan, revisi
penghematan perjalanan dinas akun 524 juga salah satunya untuk bantuan
rehab dan bantuan ruang kelas baru (rkb) madrasah,” tambahnya.
Para tahun 2015, anggaran rehab dan RKB madrasah di DIPA Kemenag
pusat hanya sekitar Rp. 75M. Anggaran ini tentu sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah madrasah yang harus diberi bantuan. Untuk
itu, Ditpenma akan membuat skala prioritas untuk memastikan bahwa
anggaran yang digunakan benar-benar tepat sasaran. Bahkan, untuk
memastikan hal itu, Ditpenma telah meminta bantuan tim Itjen Kemenag
untuk melakukan verifikasi lapangan.
Disinggung kapan program rehab dan RKB ini akan dilakukan, M. Nur
Kholis mengatakan bahwa jika revisi anggaran perjalanan dinas sudah
disahkan oleh Dirjen Anggaran, akan segera dilaksanakan. “Jika revisi
perjadin sudah disahkan DJA, tentu segera bsa ditindaklanjuti. Sebab,
data yang sudah dikonfirmasi oleh tim Itjen ke lapangan sudah ada di
Ditpenma sekarang untuk disesuaikan dengan ketersediaan alokasi yang
ada,” tandasnya.
Sumber : http://madrasah.kemenag.go.id/berita/?p=872